
Mataram (KabarBerita) – Lahan pertanian di Kota Mataram terus menyusut dari tahun ke tahun. Alih fungsi lahan untuk pembangunan perumahan dan infrastruktur membuat ruang bagi para petani semakin terbatas. Untuk itu, Pemerintah Kota Mataram mendorong para petani agar mulai bertransformasi menuju sistem pertanian modern.
Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Lalu Jauhari, mengatakan, masifnya pembangunan menjadi tantangan serius bagi ketahanan pangan daerah. Ia menyebut, luas lahan pertanian di Kota Mataram kini tersisa sekitar 1.157 hektare, menyusut sekitar 280 hektare dari luas sebelumnya yang mencapai 1.468 hektare.
“Lahan pertanian di kota ini berkurang signifikan akibat pembangunan permukiman dan infrastruktur. Kondisi ini memaksa kita mencari cara baru agar petani tetap bisa berproduksi dengan efisien,” ujarnya usai acara Rembuk Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Senin (28/10).
Salah satu langkah yang kini didorong adalah penerapan pertanian perkotaan (urban farming), sistem hidroponik, dan pertanian presisi. Menurut Jauhari, model ini mampu meningkatkan produktivitas tanpa harus bergantung pada lahan yang luas. Pemerintah juga menyiapkan berbagai pelatihan dan pendampingan agar kelompok tani mampu menguasai teknologi pertanian modern.
Ia menambahkan, kegiatan rembuk KTNA menjadi sarana penting bagi pemerintah untuk menyerap aspirasi para petani dan nelayan. Selain itu, forum tersebut juga digunakan untuk mengevaluasi berbagai program yang sudah berjalan agar bisa disempurnakan dalam pelaksanaan ke depan.






