
Mataram, (KabarBerita) – Gelaran Moto GP Mandalika 2025 sukses digelar di Sirkuit Mandalika, Minggu (5/10) dengan jumlah penonton hingga 140 ribu orang. Namun demikian, kesuksesan itu tak luput dari berbagai sorotan terutama terkait keberadaan venue atau tribun penonton yang tidak menggunakan atap ditengah teriknya panas matahari di Sirkuit Mandalika.
Anggota komisi II DPRD NTB bidang pariwisata, Lalu Arif Rahman Hakim mengatakan kedepan venue atau tribun penonton yang tidak beratap harus menjadi atensi Mandalika Grand Prix Association (MGPA).
“Pada prinsipnya kalau yang lain-lainnya sudah bagus cuman yang harus menjadi perhatian MGPA adalah kesiapan venue atau tribun penonton terutama yang tidak beratap, jadi saya pikir itu harus jadi atensi kedepan,” kata Lalu Arif Rahman Hakim, Senin (6/10).
Menurut politisi partai NasDem ini, iklim di Indonesia tidak bisa disamakan dengan iklim di Eropa.
“Panas sekali iklim di Indonesia ini tidak sama dengan iklim di Eropa ya, 31 drajat celcius serasa 37 derajat celcius. Kami saja yang ada di tribun beratap masih terasa sangat panas apalagi tribun yang tidak menggunakan atap, kasian mereka,” pungkasnya.
Sehingga kedepan lanjut Lalu Arif MGPA harus berbenah, semua tribun penonton harus menggunakan atap terlebih tiket-tiket di tribun itu lebih banyak dibeli oleh warga lokal dan masyarakat kecil.
“Marilah kita benahi supaya mereka tidak kepanasan jangan hanya mau jual tiket aja tapi tidak menyiapkan tempat yang nyaman,” tandas anggota DPRD NTB Dapil 8 Lombok Tengah.
“Kasian mereka pakai payung dan apa saja untuk menutup kepala dari terik matahari, kan nggk elok itu,” sambungnya.
Ketika venue atau tribun semuanya menggunakan atap, maka paling tidak lanjut Lalu Arif akan lebih banyak lagi yang akan menonton. Gelaran moto GP akan lebih ramai lagi karena semua penonton akan merasa nyaman.
“Rata-rata orang yang punya tiket di tribun G-H itu males nonton karena tribunnya tidak pakai atap,” ungkapnya.
Lalu Arif mengaku kondisi itu kerap dikeluhkan warga dan berharap kedepan akan lebih baik lagi. Paling tidak ketika warga menonton moto GP tidak lagi kepanasan.
“Kasian mereka. Kedepan kalau menurut saya kalau tribun ini nggk punya atap lebih baik nggk usah dijual,” terangnya.
Selain menyoroti venue dan tribun yang tidak menggunakan atap, politisi asal Praya Lombok Tengah ini juga meminta pemerintah daerah memperbanyak boat atau stand bagi UMKM lokal dengan biaya sewa yang tidak terlalu tinggi.
Penulis : Dedy Supiandi