
Mataram(KabarBerita) – Sorak sorai penonton menggema di kawasan Taman Loang Baloq, Kota Mataram, Minggu (21/12), saat para pepadu dari sejumlah paguyuban di Kota Mataram dan Lombok Timur saling berhadapan dalam tarung pepadu peresean. Atraksi budaya ini sukses menyedot ribuan penonton yang memadati arena sejak sore hingga menjelang matahari terbenam.
Di tengah riuh suara penonton, kehadiran pepadu cilik mencuri perhatian. Dengan keberanian dan ketangkasan yang mengundang decak kagum, mereka tampil sebagai simbol regenerasi sekaligus bukti bahwa tradisi leluhur Sasak terus dijaga dan diwariskan lintas generasi.
Tarung pepadu peresean yang digelar Dinas Pariwisata Kota Mataram ini menjadi agenda pamungkas sepanjang tahun 2025. Menariknya, pagelaran kali ini terasa berbeda dibandingkan sebelumnya. Selain menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, komentator juga menyelipkan penjelasan dalam bahasa Inggris.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra, mengatakan tarung pepadu peresean kali ini merupakan sesi kelima sekaligus penutup rangkaian kegiatan rutin tahun 2025. Menurutnya, antusiasme penonton yang terus meningkat menjadi indikator keberhasilan promosi yang dilakukan.
“Kalau kita lihat, jumlah penonton yang hadir semakin banyak hingga mencapai ribuan orang. Pada pergelaran pertama sekitar lima bulan lalu, penonton belum seramai hari ini. Artinya, promosi yang kita lakukan cukup berhasil,” ujarnya.
Cahya menambahkan, pergelaran rutin ini sengaja dikemas singkat namun konsisten agar memiliki momentum kuat dalam menjaga eksistensi warisan budaya. Ia pun mengingatkan masyarakat akan jadwal tetap kegiatan tersebut. “Ingat Taglinenya, hari Minggu, Minggu ketiga setiap bulan, datang ke Taman Loang Baloq,” katanya.
Terkait kehadiran penerjemah bahasa Inggris sebagai komentator, Cahya menyebut langkah itu merupakan bagian dari upaya membawa tarung pepadu peresean ke level internasional. Apalagi, pada pergelaran kali ini tampak cukup banyak wisatawan mancanegara yang hadir menyaksikan langsung tradisi khas Lombok tersebut.
Sementara itu, salah satu pepadu dari Paguyuban Adi Luhung Lombok Timur, Mas’ud, yang dalam arena peresean dikenal dengan nama Ombak Tenang, mengapresiasi pelaksanaan tarung pepadu peresean oleh Dinas Pariwisata Kota Mataram. Namun, ia berharap kegiatan ini dapat digelar lebih sering.
“Pokoknya mantap kegiatan ini. Kalau bisa waktunya diperpanjang, jangan cuma satu hari. Idealnya satu minggu setiap bulan, apalagi lokasi Taman Loang Baloq sangat mendukung,” ungkapnya.
Sebagai ruang terbuka yang menyatukan budaya, pariwisata, dan partisipasi masyarakat, Taman Loang Baloq kian menegaskan perannya sebagai panggung hidup tradisi Sasak. Melalui tarung pepadu peresean yang digelar rutin, pemerintah daerah berharap warisan budaya ini tidak hanya terus lestari, tetapi juga tumbuh menjadi daya tarik wisata berkelas yang membanggakan daerah dan dikenal hingga mancanegara.








