
Lombok Utara, (KabarBerita) –
Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Inovasi yang dihadiri oleh berbagai unsur pemerintahan dan pendidikan di Kabupaten Lombok Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem inovasi daerah dan meningkatkan kapasitas aparatur serta lembaga pendidikan dalam menciptakan inovasi yang berdaya guna bagi masyarakat.
Acara yang diikuti oleh 50 peserta dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) ini dihadiri langsung oleh Kepala BRIDA Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., serta sejumlah pejabat dan narasumber, antara lain Kepala Bidang Litbang Bappeda KLU M. Taufik, S.T., Koordinator Pokja Inovasi Lale Ira Amrita Sari, S.T., M.M.Inov., dan Sekretaris Pokja Inovasi Baiq Dhani Sifia Hartati, S.T.
Dalam sambutannya, Kepala BRIDA Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, menekankan bahwa inovasi tidak selalu berbentuk produk atau alat, namun dapat lahir dari gagasan kreatif yang memberikan manfaat nyata bagi publik.
“Inovasi bukan hanya berbentuk alat atau produk, tetapi lahir dari ide-ide kreatif yang dilaksanakan secara nyata, memiliki unsur kebaruan, dan memberikan manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas,” ujarnya.
Salah satu sesi menarik dalam kegiatan ini adalah pemaparan inovasi “PANGKAS SI GOWES (Pendampingan Kolaboratif Pengawas Sekolah Berbasis Google Workspace)” oleh Wayan Subadre, S.Pd., M.Pd. Inovasi ini memanfaatkan teknologi untuk mendukung pengawas sekolah dalam memberikan pendampingan kolaboratif penyusunan kurikulum yang lebih efektif dan efisien. Program tersebut telah diimplementasikan di seluruh satuan pendidikan jenjang PAUD hingga DIKDAS di Kabupaten Lombok Utara dan terbukti memberikan manfaat nyata bagi dunia pendidikan.
Sementara itu, Koordinator Pokja Inovasi BRIDA NTB, Lale Ira Amrita Sari, S.T., M.M.Inov., menyampaikan materi bimtek mengenai penyusunan proposal inovasi. Ia menjelaskan bahwa sebuah inovasi harus memenuhi tiga unsur utama — manfaat, kebaruan, dan keberlanjutan — serta mengacu pada Permen PANRB Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, yang memuat delapan komponen penting mulai dari latar belakang, kebaruan, hingga strategi keberlanjutan.
Dalam sesi diskusi, perwakilan dari Dinas DP2KB Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyoroti pentingnya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebelum pelaksanaan kegiatan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan inovasi unggulan, terutama agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat desa.
Menanggapi hal itu, I Gede Putu Aryadi menegaskan bahwa TTG merupakan bagian integral dari inovasi yang harus melalui proses uji efektivitas dan efisiensi agar hasilnya berkelanjutan.
“Produk akhir dari TTG adalah yang dapat dimasyarakatkan. Karena itu, dokumentasi historis dan proses uji coba sangat penting dilakukan agar inovasi dapat berdaya guna dan berkelanjutan,” jelasnya.
Melalui kegiatan bimtek ini, BRIDA NTB berharap para peserta dapat memperkuat pemahaman dan kemampuan dalam mengembangkan inovasi yang bermanfaat, berkelanjutan, serta berdampak positif bagi peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. (*)






