
MATARAM (KabarBerita)-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan nilai ekspor dan impor NTB pada Januari-September 2025 menurun drastis. Total nilai ekspor NTB tercatat sebesar US$ 600,40 juta, mengalami penurunan signifikan sebesar 74,10 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
“Nilai ekspor bulan September 2025 mencapai US$ 173,70 juta atau turun 28,85 persen dibanding ekspor bulan September 2024,” ungkap Kepala BPS Provinsi NTB, Drs. Wahyudin di Mataram kemarin.
Wahyudin menjelaskan anjloknya nilai ekspor NTB disebabkan tidak adanya ekspor komoditas tambang dalam bentuk konsentrat. “Namun demikian untuk
nilai ekspor non tambang mengalami peningkatan sebesar 1.671,02 persen yang disebabkan oleh peningkatan ekspor komoditas emas dan katoda tembaga hasil industri pengolahan smelter,”jelasnya.
Sementara itu, nilai impor NTB pada September 2025 mencapai US$ 11,93 juta atau turun 21,76 persen dibanding impor Bulan September 2024. Impor NTB pada bulan September 2025 didominasi oleh Jepang (59,02 persen), Tiongkok (30,74 persen), Australia (5,35 persen), dan Singapura (4,89 persen).
Kelompok komoditas impor Provinsi NTB yang terbesar pada Bulan September 2025 adalah Karet dan Barang dari Karet sebesar US$ 7.598.920 (63,67 persen), Mesin-mesin / Pesawat Mekanik sebesar US$ 3.461.850 (29,01 persen), Benda-benda dari Besi dan Baja sebesar US$ 499.886 (4,19 persen), Berbagai Produk Kimia sebesar US$ 310.832 (2,60 persen),Kain Ditenun Berlapis sebesar US$ 20.519 (0,17 persen).
Di sisi lain, kelompok komoditas ekspor Provinsi NTB yang terbesar pada Bulan September 2025 adalah Perhiasan / Permata sebesar US$ 112.132.158 (64,55 persen), Tembaga sebesar US$ 55.887.805 (32,17 persen), Ikan dan Udang sebesar US$ 4.943.049 (2,85 persen), Daging dan Ikan Olahan sebesar US$ 523.289 (0,30 persen), Garam, Belerang, Kapur sebesar US$ 160.643 (0,09 persen).
Wahyudin menambahkan, ekspor bulan September 2025 yang terbesar ditujukan ke Swiss (63,99 persen), Tiongkok (15,83 persen), Thailand (8,81 persen), Vietnam (4,04 persen), Amerika Serikat (3,01 persen) dan Lainnya (4,32 persen). “Nilai impor pada bulan Januari-September 2025 mencapai US$ 200,09 juta atau turun 74,91 persen dibanding periode yang sama tahun 2024,”tambahnya. (red).








