
MATARAM (KabarBerita) – Ketua DPRD NTB Hj Baiq Isvie Rupaeda mengimbau masyarakat di provinsi berbasis dua kepulauan, yakni Lombok dan Sumbawa, agar mewaspadai tingginya curah hujan disertai angin kencang yang dapat menimbulkan berbagai bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang hingga puting beliung.
“Di dalam rekaman meteorologi kita bulan Februari adalah puncak musim hujan di NTB. Beberapa kabupaten curah hujannya tinggi dengan durasi lama. Bahkan, telah ada korban jiwa,” ujarnya pada KabarBerita, Minggu (23/2).
Politisi Golkar ini, mengaku bahwa beberapa bencana yang telah terjadi di NTB akibat tingginya intensitas curah hujan itu seperti banjir bandang, banjir, tanah longsor, serta angin kencang dan petir.
Saat ini beberapa bencana yang terjadi di NTB lebih banyak tanah longsor, serta banjir bandang yang paling parah di Kabupaten Bima, 3 Kecamatan di Lobar, Lombok Tengah, Sumbawa, KSB, KLU, hingga Kota Mataram.
Bahkan, dua unit ruang kelas di SDN 1 Gereneng Kecamatan Sakra Timur (Lotim) ambruk akibat diterjang angin kencang pada Minggu, 9 Februari 2025.
“Ini belum termasuk sejumlah sekolah di Kota Mataram yang hingga tergenang, sehingga membuat Pemkot melalui Dinas Pendidikan setempat harus meliburkan para siswanya hingga cuaca kembali pulih,” kata Isvie.
Ia mengatakan pihaknya telah meminta pemerintah daerah di NTB agar mengantisipasi berbagai bencana alam yang bisa saja terjadi.
“Saya minta kepada teman teman Balai Jalan serta kabupaten/kota untuk siap siaga seperti alat-alatnya jika terjadi longsor. Ini juga termasuk puluhan pohon tumbang di aksea jalan masyarakat agar secepatnya diselesaikan,” tegas Isvie.
Ia juga juga mengimbau BPBD provinsi dan kabupaten/kota untuk terus berkoordinasi terkait dengan banjir yang terjadi di beberapa daerah di NTB.
Kendati, telah ada korban jiwa dalam peristiwa bencana banjir bandang di Kabupaten Bima yang sudah merusakkan akses jalan provinsi, jembatan, bangunan sekolah dan rumah warga. Namun, kondisi serupa agar tidak terjadi di wilayah lainnya
“Saya minta agar segera didata, baik kerusakan rumah, korban, dan lainnya. Pendataan ini, penting agar kita bisa melakukan kajian dalam rangka membantu membahas anggaran melalui APBD bersama pihak eksekutif secepatnya,” jelas Isvie.
Ia menambahkan bahwa cadangan pangan juga harus diperhatikan yang suatu waktu bisa dikeluarkan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana mengingat curah hujan yang tinggi dan potensi bencana bisa terjadi kapanpun.
“Dengan kondisi cuaca ekstrem yang masih terjadi, maka Pemprov harus memikirkan cadangan pangan untuk diperhatikan, serta menjadi periotas utama dalam kondisi kedadarutan akibat cuaca ekstrem ini,” papar Isvie.
Sementara itu, Tim BMKG sedang memantau pergerakan beberapa siklon yang mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia akhir-akhir ini. Merujuk keterangan resmi yang dirilis BMKG pada Senin pagi, 10 Februari 2025, ada tiga sistem siklon yang sedang aktif sekitar Indonesia.
Siklon Tropis Taliah, merujuk informasi tersebut, terpantau berada di Samudera Hindia. Titik pusatnya berada 1.580 kilometer di arah barat daya Bengkulu.
Pada Senin (10/2) dan Selasa (11/2) kemarin, kecepatan angin maksimum siklon ini mencapai 35 knots atau 65 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 995 hektopascal (hPa).
BMKG juga mengamati bibit siklon tropis 93W di Laut Cina Selatan, namun pusaran angin ini diprediksi tidak akan membesar.
Yang menjadi sorotan utama adalah bibit siklon 96S yang terdeteksi di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), atau di Samudra Hindia barat Australia Barat. Bibit siklon ini kemungkinan akan menjadi siklon tropis berkategori sedang hingga tinggi.








