
Mataram, (KabarBerita) – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), H. Burhanudin menyoroti banyaknya perusahaan tembakau ilegal di Lombok yang melakukan aktivitas pembelian tanpa mengantongi izin resmi dari pemerintah.
Menurut H. Burhanudin yang juga anggota DPRD NTB, kehadiran perusahaan tembakau ilegal itu sangat merugikan daerah, petani dan perusahaan legal yang sudah melakukan pembinaan kepada para petani.
“Banyak perusahaan ilegal yang mengambil kesempatan dengan beli samber (tanpa izin resmi). Sehingga merugikan perusahaan yang sudah legal yang sudah capek-capek membina disitu. Inilah yang banyak terjadi di Lombok ini, perlu diantisipasi oleh pemerintah,” kata H. Burhadin kepada KabarBerita, Selasa (28/8).
H. Bur meminta pemerintah segera melakukan penertiban terhadap keberadaan perusahaan tembakau ilegal yang banyak beroperasi di Lombok. Karena kehadiran mereka sangat merugikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga bagi perusahaan legal yang berkontribusi kepada pendapatan daerah.
“Ya perlu dirazia dan ditertibkan, pendapatan PAD ndak masuk, terus merugikan perusahaan yang sudah legal,” tegas H. Bur.
Parahnya lanjut anggota DPRD NTB dua periode ini, keberadaan perusahaan tembakau ilegal juga dapat merugikan petani karena harga bisa dipermainkan. Sehingga pemerintah daerah melalui dinas terkait diminta segera turun melakukan penertiban untuk membela petani.
“Ya ini juga akan berdampak terhadap harga tembakau. Pemerintah daerah harus segera menurunkan dinas terkait seperti dinas pertanian dan perkebunan, jadi harus ikut turun memebela petani,” pungkasnya.
Sementara itu, terkait keresahan para petani tembaku soal harga tembakau virgia yang anjlok di awal musim panen tahun 2025 ini, H. Bur meminta para petani untuk tidak terlalu cepat khawatir.
Dikatakannya harga pembelian tembakau saat ini masih harga daun bawah dan belum masuk ke harga daun tengah dan atas.
“Harga saat ini masih baru mulai, posisi sekarang ini masih daun bawah. Jadi ketika besok di awal september ini belum juga ada bergerak harga ini tentunya pemerintah harus ikut turun tangan, turun ke perusahaan-perusahaan untuk mengecek harga,” pungkasnya.
Dirinya menilai perubahan harga pembelian kemungkinan akan terjadi kenaikkan di awal bulan september mendatang. Selain itu, faktor cuaca yang tidak menentu saat ini juga dianggap berpengaruh terhadap kualitas yang menentukan harga.
“Analisa saya di lapangan, saya lihat belum puncak masih ada peluang. Saya kira di awal September nanti puncaknya. Ini juga tergantung cuaca, saat ini hujan diatas rata-rata. Karena kalau hujan terlalu tinggi ngga cocok untuk tembakau, kualiatasnya rendah. Dan harga juga kan tergangung kualitas juga,” tandasnya.
Penulis : Dedy Supiandi






