
LOMBOK TENGAH (KabarBerita) – Ratusan kader dan pengurus wilayah Nahdlatul Ulama mengikuti Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-XIV di Pondok Pesantren Qamarul Huda, Desa Bagu, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Sabtu (18/1/2025).
Ketua Tanfidziah PWNU NTB Masnun Tahir mengatakan Konferwil PWNU NTB dilaksanakan hingga besok, Minggu (19/1/2025). Konferwil ini dilaksanakan dengan beberapa agenda.
“Acara ini sampai malam. Ada sidang-sidang komisi yang diikuti oleh jajaran pengurus,” kata Masnun, Sabtu (18/1/2025).
Menurut Rektor UIN Mataram ini menjelaskan bahwa kegiatan Konferwil ke-XIV ini dilaksanakan dengan menggelar berbagai diskusi di masing-masing pengurus.
“Dalam momen ini kami pada prinsipnya harua bersinergi dengan seluruh stakeholder,” ujar Masnun.
Pj Gubernur NTB Hassanudin mengatakan seluruh anggota dan pengurus Nahdlatul Ulama sebagai garda terdepan menciptakan kedamaian hingga memperjuangkan pendidikan dan kesejahteraan umat.
“Tentu tantangan sekarang ini barus berinovasi melakukan langkah strategis untuk mengawal nilai-nilai akidah dan akhlak,” ujar Hassanudin.
Ke depan kata Hassanudin harus lebih kuat. Hal ini penting dilakukan kepada seluruh kader NU di NTB. Dinamika sosial yang dinamis, perlu dilakukan penguat akidah di tengah masyarakat. “Konferwil ini mari dijadikan evaluasi gagasan dan ide ke depan yang terjadi di lingkungan kita,” ujar Hassanudin.
Perkuat Tiga Matra
Ketua PBNU Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Muhammad Faesal mengatakan Konferwil ke XIV ini bertujuan untuk memperkuat Tiga Matra. Pertama matra tata kelola perkumpulan, matra sumber daya, dan matra agenda.
“Kenapa? Agar struktur NU paham apa yang dilakukan apa tugas hikmat yang harus dilakukan PBNU, PWNU, PCNU dan lainnya,” kata Faesal.
Faesal mengatakan PWNU NTB masuk klasifikasi A agar sejajar dengan jajaran PWNU di Pulai Jawa. Menurut Faesal ada dua PWNU yang mendapat klasifikasi A di luar pulau Jawa.
“Ada Lampung dan NTB. Tapi Masalahnya instrumen untuk mempertahankan klasifikasi A ini sangat sulit,” katanya.
Sebagai contoh Faesal berujar PCNU Kota Bima belum memiliki kantor. Bahkan PCNU yang lain di beberapa kabupaten kota di NTB juga mengalami nasib yang sama.
“Kita tahu masing-masing PCNU di NTB ini belum memiliki layanan pendidikan yang dikelola ma’arif di tingkat SMA sederajat. Belum lagi layanan kesehatan ini tidak ada,” katanya.
Untuk mempertahankan klasifikasi A yang diemban oleh PWNU NTB, seluruh pengurus cabang wajib memiliki lembaga kesehatan minimal setingkat pratama.
“Ini tugas berat. Bagaimana caranya NTB mempertahankan klasifikasi A. Karena PWNU NTB punya potensi turun kelas ke klasifikasi C. Kalau turun ke kelas C. Dosa besar ketua PCNU,” katanya.
Untuk itu Faesal melanjutkan seluruh ketua PCNU di masing-masing kabupaten harus sanggup mengemban amanah dengan baik. Seluruh pengurus harus menciptakan trobosan dan gagasan baru untuk memperbaiki.
“Kita perbaiki pelan-pelan. Kami tahu membangun sekolah tidak seperti membalikkan telapak tangan. Kami minta serius agar tidak turun kelas dari klasifikasi A,” tandas Faesal.
Utuk diketahui, Konferwil ke XIV PWNU NTB bertujuan untuk penguatan organisasi NU di NTB. Selain sebagai ajang pemilihan kepengurusan baru untuk periode 2025-2030, Konferwil juga akan menjadi tempat merumuskan program kerja yang relevan dengan tantangan zaman.