
Mataram (KabarBerita) – Status Waspada ditetapkan pada Gunung Sangeang Api Kabupaten Bima, karena adanya peningkatan Aktivitas berupa gempa tremor, yang kadang meningkat dan hilang.
Pemerintah Provinsi NTB, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, yang disampaikan langsung oleh Kepala Pelaksananya Ahmadi, mengingatkan bahwa untuk masyarakat tidak melakukan aktivitas, dengan jarak yang sudah ditetapkan oleh pihak terkait, Hal itu, Ia sampaikan seusai mengikuti apel siap siaga bencana, Jumat (28/11/2025).
“3,5 Km dari puncak merupakan batas aman yang sudah ditentukan oleh pihak terkait,” terangnya.
Ahmadi juga mengatakan jika Dia sudah mengumpulkan mitra yang akan membantu, apabila terjadi hal-hal yang diluar keinginan, atau ada peningkatan status pada Gunung Sangeang.
“Kita kumpulkan mitra yang disana, jika nanti naik statusnya siap-siap bantu kita melakukan evakuasi, yaitu orang-orang yang melakukan aktivitas disana, karena kalau penduduk kan gak ada disana,”ujarnya.
Berdasarkan laporan khusus Nomor Nomor: 143 /GL.03/BGL/2025 yang diterima KabarBerita, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Sangeang pada hari ini, (22 November 2025) lalu, terekam aktivitas kegempaan yang intens pada Gunung Sangeangapi, yang berlokasi di Pulau Sangeang, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Visual Gunung Sangeangapi menunjukkan adanya asap yang keluar dari area kawah utama. “Secara umum, aktivitas Gunung Sangeangapi memperlihatkan
peningkatan, baik berdasarkan pengamatan visual maupun data kegempaan,”kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid A.N dikutif dalam laporan khusus.
Dari pemantauan visual terdapat asap yang terlihat dari tembusan baru, berbeda dengan titik erupsi terakhir yang terjadi pada tahun 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa magma yang bergerak naik ke permukaan mencari celah yang paling mudah untuk ditembus hal inilah yang menyebabkan titik terjadinya erupsi dapat berpindah-pindah pada suatu gunungapi. Aktivitas kegempaan Gunung Sangeangapi pada periode 1–22 November 2025
menunjukkan pola peningkatan yang cukup signifikan.
Gempa Hembusan mengalami kenaikan terutama pada 18 November 2025, dengan jumlah mencapai 43 kali kejadian. Selain itu, terekam 5 kali Gempa Tornilo. Pada periode ini juga tercatat 25 kali Gempa Vulkanik Dalam, 6 kali Gempa Vulkanik Dangkal, 31 kali Gempa Tektonik Lokal, serta 56
kali Gempa Tektonik Jauh. “Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi maka terhitung mulai tanggal 22 November 2025
pukul 06.00 WITA, tingkat aktivitas Gunung Sangeangapi dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada),”terangnya.
Dengan peningkatan tersebut, Badan Geologi merekomendasikan masyarakat, pengunjung, dan wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah utama. Pada sektor timur-tenggara, batas kawasan rawan diperluas hingga 6,5 kilometer sampai garis pantai. “Untuk mengetahui perkembangan aktivitas Gunung Sangeangapi, masyarakat dapat melihatnya melalui website Badan Geologi (geologi.esdm.go.id), website Magma Indonesia (magma.esdm.go.id), aplikasi Magma Indonesia di Google Playstore, serta media sosial resmi Badan Geologi (Facebook, X, Instagram, dan YouTube),” ujarnya. (Wira)





