
Mataram(KabarBerita) – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram, Lalu Alwan Basri, mengungkapkan penyebab rendahnya realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025, khususnya dari sisi pendapatan daerah yang hingga saat ini baru tercatat sebesar 53 persen.
Menurutnya, angka tersebut belum menggambarkan kondisi sebenarnya karena data yang tercatat di Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) baru memuat realisasi hingga bulan Agustus 2025.
“Memang realisasi kita masih kecil, tapi data itu baru sampai bulan Agustus. Realisasi bulan September dan Oktober belum dimasukkan,” jelas Alwan, Minggu (9/11).
Meski demikian, Alwan tetap optimis capaian pendapatan daerah akan mampu memenuhi target hingga akhir tahun. Pihaknya terus mendorong organisasi perangkat daerah (OPD) pengelola pendapatan asli daerah (PAD) agar memaksimalkan sisa waktu yang ada.
“Setiap saat kami berkoordinasi dengan OPD pengelola PAD. Kami juga berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk media, untuk bersama-sama mengawal pencapaian pendapatan maupun program pembangunan lainnya,” ujarnya.
Berdasarkan data SIKD, realisasi belanja daerah juga masih tergolong rendah. Dari total pagu Rp1,9 triliun, realisasinya baru mencapai sekitar Rp1,1 triliun atau 56,95 persen.
Menanggapi hal itu, Alwan kembali menyampaikan optimismenya bahwa serapan belanja akan meningkat signifikan menjelang akhir tahun.
“Program belanja daerah, baik belanja barang dan jasa maupun belanja lainnya, terus kami genjot. Lagi-lagi, data itu baru sampai bulan Agustus. Pokoknya kami tetap optimis,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Mataram, Abdul Malik, juga menyampaikan keyakinan serupa. Ia menilai masih ada cukup waktu bagi pemerintah kota untuk mengejar target serapan APBD 2025.
“Pokoknya kita harus tetap optimis realisasi APBD bisa tercapai sesuai target. Namun, kami juga minta eksekutif bekerja lebih maksimal di sisa waktu kurang dari dua bulan ini untuk menggenjot pendapatan dan belanja daerah,” kata Malik.







