
Mataram, (KabarBerita) – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal mengambil keputusan politik yang tak biasa. Ia dengan berani memilih tidak melantik kakak kandungnya, Baiq Nelly Kusumawati peraih nilai tertinggi dalam seleksi terbuka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) pada jabatan Inspektur Inspektorat NTB.
”Alhamdulillah kalau teman-teman tahu nilainya paling tinggi, beliau lama di Inspektorat,” kata Iqbal usai melantik pejabat Eselon II lingkup Pemprov NTB pada Rabu, (17/9).
Lalu Iqbal menjelaskan, ada banyak pertimbangan yang menjadi landasan untuk membuat keputusan tersebut, termasuk menghindari persepsi publik agar tidak menilai seleksi terbuka itu menjadi jalan politik kepentingan jika Baiq Nelly yang merupakan kakak kandungnya tetap dipilih dan dilantik sebagai Inspektur Inspektorat NTB.
”Ada banyak pertimbangan yang saya berikan, karena saya berdasarkan peraturan, saya diberikan kebebasan untuk salah satu di antara tiga besar itu,” ujarnya.
Atas keputusan itu, Lalu Iqbal mengaku kakaknya sangat memahami dan menerima keputusan tersebut. Karena keikutsertaan Baiq Nelly dalam seleksi terbuka cukup menjadi bentuk penghargaan terhadap proses yang objektif.
”Saya yakin kakak saya udah paham pertimbangan saya dan beliau juga sudah cukup senang mengikuti proses seleksi yang objektif,” terangnya.
Diketahui, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, melantik 8 pejabat eselon II lingkup Pemprov NTB pada Rabu, (17/9) di Pendopo Tengah Gubernur NTB. Dari delapan eseleon II yang dilantik enam di antaranya telah mengikuti seleksi terbuka.
Usai pelantikan, Iqbal menegaskan bahwa pejabat yang menduduki jabatan strategis tersebut merupakan figur-figur terbaik hasil seleksi terbuka yang digelar secara transparan pada Agustus lalu.
”Sebagian besar yang dilantik ini baru saya kenal setelah mereka masuk tiga besar, jadi alhamdulillah ini adalah yang terbaik yang kita persembahkan untuk masyarakat NTB,” ujarnya.
Pada mutasi kali ini, Lalu Iqbal berharap dengan terpilihnya enam kepala OPD yang mengikuti seleksi terbuka itu menjadi bukti bahwa pemerintahannya konsisten dalam menjunjung prinsip meritokrasi. Proses seleksi pungkasnya dilakukan sepenuhnya secara objektif, tanpa ada ruang untuk intervensi dari pihak manapun.
”Insyaallah, teman-teman bisa tanyakan ke mereka yang masuk dalam tiga besar maupun yang akhirnya dilantik, bahwa prosesnya sepenuhnya sangat objektif,” tegasnya.
Meski demikian, Iqbal mengakui bahwa jumlah peserta perempuan dalam seleksi masih sangat terbatas. Menurutnya, hal ini menjadi catatan penting agar ke depan lebih banyak perempuan yang berani berkompetisi dan menempati posisi penting di lingkup pemerintahan.
”Memang tidak banyak ikut yang perempuan, jadi itu juga sebabnya kita dorong teman-teman yang perempuan untuk ikut,” ujarnya.
Adapun pejabat yang dilantik dalam kesempatan tersebut adalah Budi Herman sebagai Inspektur Inspektorat NTB, Irnadi Kusuma sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Samsudin sebagai Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ervan Anwar sebagai Kepala Dinas Perhubungan, Marga Sukifli Rayes sebagai Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah NTB, serta Hubaidi sebagai Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah NTB.
Selanjutnya beberapa pejabat lain mengalami pergeseran. Di antaranya, Muhammad Taufieq Hidayat, semula menjabat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, menjadi Kepala Biro Organisasi Setda NTB.
Najamuddin Amy yang semula Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman kini menjadi Kepala Biro Perekonomian Setda NTB. Selanjutnya, Dadang Fajar dari Kepala Bagian Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah kini menjadi Sekretaris Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu menggantikan posisi Wahyu Hidayat yang duduk sebagai Kepala Bagian Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah. (*)