
Mataram, (KabarBerita) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) langsung mengambil langkah cepat untuk menangani dampak banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Mataram akibat hujan deras yang mengguyur sejak Minggu (6/7).
Kepala Dinas PUPR NTB, Sadimin, menyampaikan bahwa pihaknya telah menurunkan tim teknis ke sejumlah titik terdampak untuk membantu proses evakuasi, membuka saluran air yang tersumbat, serta melakukan pembersihan material lumpur dan genangan air.
“Sejak malam kejadian, tim dari Dinas PUPR NTB sudah kami turunkan ke lapangan bersama BPBD, TNI/Polri, dan relawan. Kami fokus membuka drainase tersumbat dan mengerahkan pompa serta alat berat untuk percepatan penanganan,” ujar Sadimin di Mataram.
Banjir kali ini berdampak pada sedikitnya enam kecamatan di Kota Mataram, yaitu Ampenan, Sekarbela, Mataram, Cakranegara, Sandubaya, dan Selaparang. Data dari BPBD mencatat sebanyak 7.676 kepala keluarga atau sekitar 30.681 jiwa terdampak. Tak hanya itu, 520 warga mengungsi dan satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat tersengat listrik.
Menurut Sadimin, banjir diperparah oleh kondisi sungai yang mengalami pendangkalan serta banyaknya sampah yang menyumbat aliran air. Ia juga menyebut bahwa beberapa jembatan di Kota Mataram memiliki tinggi yang kurang memadai sehingga memperparah luapan air.
“Dari sisi teknis, kami sudah petakan permasalahan strukturalnya. Ini akan jadi bahan kami dalam menyusun rencana jangka menengah dan panjang untuk penanggulangan banjir ke depan, termasuk pengerukan sungai, peninggian jembatan, dan rehabilitasi saluran drainase,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur NTB menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ia menginstruksikan seluruh OPD, termasuk ASN, untuk turut serta dalam aksi tanggap darurat dan proses pemulihan pascabanjir.
Hingga saat ini, proses pembersihan sisa banjir masih berlangsung. Beberapa wilayah seperti Jalan Majapahit dan perkantoran pemerintah turut terdampak, membuat aktivitas pegawai untuk sementara dialihkan untuk membantu kegiatan kemanusiaan.
Pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap siaga terhadap potensi cuaca ekstrem dan berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air dan sungai. (*)






