KabarBerita
MATARAM (KabarBerita) – Politisi Partai Gerindra NTB, Lalu Wirajaya mendukung penuh langkah Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal merombak total jajaran direksi dan komisaris bank NTB Syari’ah dalam rangka penyehatan.
Menurutnya perombakan itu penting dilakukan ditengah ter-degradasinya kepercayaan publik akibat tata-kelola yang buruk dari bank plat merah tersebut. Namun ia mengingatkan agar proses perombakan dilakukan secara meritokrasi dengan menempatkan orang sesuai kompetensinya.
“Bahwa akan ada wacana perombakan total saya akan mendukung asalkan dilakukan dengan cara meritokrasi. Jadi right man on the right place itu yang saya dukung. Jadi jangan karena kedekatan dan lain sebagainya, tetapi memang karena kemampuan calon-calon pendaftar di komisaris maupun di direksi,” pungkas Wakil Ketua DPRD NTB ini, Senin (28/4).
Untuk perombakan bank NTB Syari’ah itu, Gubernur NTB selaku pemegang saham pengendali telah membentuk panitia seleksi (pansel) sebagai mandat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Lalu Wirajaya meyakini pansel yang telah dibentuk Gubernur itu adalah orang-orang yang tepat untuk melakukan seleksi terhadap perekrutan calon direksi, komisaris maupun dewan pengawas.
“Saya belom melihat komposisi tim pansel itu. Tetapi yang saya yakini adalah pak gubernur mesti tau beliau mana orang-orang yang tepat untuk melakukan seleksi terhadap perekrutan direksi, komisaris maupun dewan pengawas,” tandasnya.
“Saya percaya terhadap pilihan pak gubernur karena melihat rekam jejak pak gubernur, beliau adalah produk meritokrasi yang selalu beliau sampaikan,” tambahnya.
Dikatakan LWJ bahwa Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal tidak ingin menikmati sistem meritokrasi itu sendiri, tetapi ingin sekali menggunakan sistem meritokrasi untuk memimpin NTB.
Terkait adanya suara sumbang yang ditengarai ingin mengkritik pembentukan maupun kerja pansel itu, LWJ menegaskan bahwa pansel adalah mandat RUPS dan yang tunduk kepada mandat RUPS adalah Bank NTB Syari’ah bukan pemprov. Pemprov pemilik Bank NTB Syaria’ah yang memberi mandat dan bukan sebaliknya.
“Dan pansel ini bagian dari upaya membenahi bank NTB Syari’ah yang rusak parah akibat tata-kelola yang buruk oleh direksi yang sekarang. Jadi untuk bank NTB Syari’ah, bukan untuk pemprov,” tegasnya.
“Saya kira kita tidak bijak, orang belum apa-apa tapi sudah kita justifikasi bahwa kerjanya tidak baik. Kita berikan waktu dulu mereka bekerja. Biarkan dulu berproses,” tambahnya.
Dirinya tak ingin berspekulasi terlalu jauh, jika suara sumbang itu bermuatan politis ataupun motif lainnya.
“Saya tidak ingin masuk kesana, yang jelas mereka ini memprotes kerja pansel yang baru mulai. Bahwa ada motif muatan politis, saya tidak mau masuk kesana,” ungkapnya.
Ia berharap langkah Gubernur NTB merombak bank NTB dengan membentuk pansel akan memperbaiki sistem tata-kelola yang selama ini kurang di baik di bank NTB Syari’ah.
Kejadian kemarin yang sempat dialami bank NTB Syari’ah bisa dijadikan pengalaman yang membutuhkan jalan keluar yang tepat kedepan supaya tidak terulang lagi. Meski dirinya tau masalah tersebut tidak hanya dialami oleh bank NTB Syari’ah namun juga dialami oleh bank lainnya tapi yang lain lebih cepat recovery.
“Saya yakin itu, sejak awal beliau (Lalu Iqbal) ketemu dan berbicara, dari cara berpikirnya cara pandangnya saya punya keyakinan beliau akan bisa membawa NTB ini lebih baik kedepan, termasuk memperbaiki tata-kelola bank NTB Syari’ah,” tandasnya.
