
Mataram, (KabarBerita) – Pemerintah Provinsi NTB telah mengumumkan kelulusan seleksi administrasi dalam seleksi terbuka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama atau setara eselon II di lingkup Pemprov NTB tahun 2025.
Salah satu nama yang mencuat dan menimbulkan berbagai spekulasi publik dalam pengumuman tersebut adalah Baiq Nelly Kusumawati kakak kandung dari Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal yang dinyatakan lolos seleksi administrasi pada jabatan Inspektur Inspektorat NTB.
Atas berbagai spekulasi publik itu, ketua Komisi I DPRD NTB yang membidangi masalah hukum dan pemerintahan, Muhammad Akri pun turut angkat bicara.
Berdasarkan hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) komisi I DPRD NTB dengan Badan Kepegawain Daerah (BKD), Muhammad Akri menyebutkan bahwa proses seleksi terbuka JPT khususnya pada jabatan inspektur inspektorat NTB sudah sesuai dengan prosedur dan keilmuan yang dimiliki.
“Dan Baiq Nelly termasuk yang mendapatkan nilai tinggi diatas yang lain dan sesuai dengan keilmuan yang dia miliki,” kata Muhammad Akri kepada Kabarberita, Jum’at (12/9).
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini pun meminta pihak-pihak yang masih mempersoalkan hasil seleksi itu agar legowo dan tidak tendensius dalam menilai hasil seleksi yang sudah dilakukan secara transfaran dan obyektif dengan mengaitkan hubungan keluarga antara Baiq Nelly dengan Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal.
“Jadi kalau menilai itu jangan tendensius, nggak boleh itu,” ujarnya.
Mereka yang nyinyir dan mengait-ngaitkan hubungan keluarga dengan hasil tes lanjut Akri karena mereka hanya melihat dari jauh dan bukan dari dekat atau bertanya langsung terkait dengan hasil tes.
“Masak kita yang harus menilai dan megkritisi lebih dalam, sementara kita hanya lihat dari jauh saja,” tandasnya.
“Dan itu sudah ada ruang-ruang khusus yang disiapkan oleh BDK untuk bertanya sesuai dengan aturan juklak-juknis dan SOP-nya,” sambung Sekwil DPW PPP ini.
Lebih lanjut, Akri mengatakan sebaiknya semua pihak harus melihat proses seleksi terbuka ini secara obyektif bukan subjektif dan berdasarkan prasangka tanpa dasar.
“Kebetulan saja kita menilai karena yang lolos ni kakak kandung Fubernur ya jadi subjektif kita melihat, menilai orang terlalu tendensius nggak boleh juga begitu,” sindir anggota DPRD NTB Dapil NTB 7 Lombok Tengah ini.
Terhadap pihak-pihak yang mengkritisi hasil tes, Akri pun mempertanyakkan standar penilaian yang dipakai karena standarisasi penilaian itu ada di BKD.
“Kita sekarang ni hanya menilai Baiq Nelly ini kakak kandung Gubernur, ini tendensius sekali,” kritiknya.
“Jadi tim pansel yang melakukan open biding itu sudah bekerja dengan baik sesuai dengan standar keilmuan yang dimiliki kemudian Baiq Nelly ini lolos karena memiliki nilai yang bagus. Saya kira, kita apresiasi dari open biding esolon II ini. Panitia disitu cukup independen,” sambungnya.
Penulis : Dedy Supiandi







