
Mataram (KabarBerita)– Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kota Mataram, suasana politik mulai terasa hangat. Obrolan kader di warung kopi hingga di grup WhatsApp selalu kembali pada satu pertanyaan: siapa sosok yang paling layak menakhodai Golkar Kota Mataram ke depan?
Situasi makin ramai setelah Ketua DPD Golkar Kota Mataram saat ini, TGH. Mujiburrahman, secara terbuka menyatakan tidak akan maju dalam Musda mendatang. Kabar itu seolah membuka ruang spekulasi lebih luas tentang siapa figur penerus yang dianggap pantas memimpin.
Sejumlah kader pun mulai menyampaikan pandangan mereka. Tidak sekadar menimbang nama, tetapi juga menggambarkan kriteria ideal seorang ketua.
“Bagi kami, ketua partai bukan hanya soal jabatan atau simbol. Pemimpin ideal itu harus berani mengambil sikap, tegas dalam keputusan, dan siap pasang badan ketika partai membutuhkan. Loyalitas dan keberanian berkorban adalah harga mati. Tanpa itu, sulit membesarkan partai,” ujar seorang kader yang enggan disebut namanya.
Lebih jauh, para kader juga berharap pemimpin Golkar Mataram ke depan mampu mengayomi seluruh lapisan kader dan pengurus. Kehadiran seorang pemimpin, kata dia, harus terasa sampai ke tingkat kecamatan bahkan kelurahan. “Kader di bawah ini juga ingin dihargai. Kalau lihat partai lain, ranting mereka lebih diperhatikan. Hal itu yang perlu kita pelajari dan perbaiki,” jelasnya.
Meski dinamika menjelang Musda semakin terasa, para kader menegaskan bahwa harapan terbesar mereka adalah proses berjalan damai dan demokratis.
“Siapa pun yang terpilih, itulah pilihan bersama. Jangan sampai setelah Musda kita terpecah. Partai ini sudah cukup matang, harusnya kita bisa dewasa menyikapi,” tegasnya.
Bagi mereka, Musda bukan hanya forum perebutan kursi ketua, melainkan momentum memperkuat persaudaraan politik di tubuh Golkar.
“Yang terpenting, setelah Musda kita tetap solid. Karena membesarkan partai bukan hanya tugas ketua, tapi tanggung jawab kita semua,” tutupnya penuh optimisme.







