
Mataram(KabarBerita)– Aliran Sungai Jangkuk yang selama ini identik dengan kekumuhan, kini disulap menjadi destinasi wisata yang menarik dan edukatif. Tepatnya di Lingkungan Marong, Kelurahan Karang Tatah, kawasan yang dulunya dipenuhi tumpukan sampah kini menjelma menjadi lokasi wisata alam bernama Tibu Joet.
Tempat ini menawarkan berbagai aktivitas menarik bagi pengunjung, mulai dari bermain air di sungai, river tubing, hingga menikmati aneka kuliner lokal. Warga sekitar pun antusias memanfaatkan lokasi ini sebagai ruang publik yang bersih, ramah anak, dan menumbuhkan interaksi sosial.
Kepala Lingkungan Marong, Lalu M. Yakub, menjelaskan bahwa nama “Tibu Joet” diambil dari kisah masa lalu yang penuh makna.
“Dulu di sini ada pohon Joet, tempat warga biasa berkumpul, mencuci, dan berinteraksi di pinggir sungai. Dari sanalah kami ambil nama Tibu Joet sebagai simbol kebersamaan dan sejarah lokal,” ujar Yakub.
Ia menuturkan bahwa inisiatif ini bermula dari keprihatinan terhadap kondisi sungai yang dipenuhi sampah. Melalui kerja bakti bersama warga, aliran sungai dibersihkan, dan kawasan sekitar mulai ditata.
“Awalnya hanya ingin dijadikan titik kumpul warga. Tapi setelah melihat antusiasme masyarakat dan potensi alamnya, kami kembangkan menjadi wisata berbasis lingkungan,” jelasnya.
Masyarakat memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan kawasan ini. Selain menjadi ruang bermain dan rekreasi, kehadiran Tibu Joet juga mulai menggerakkan roda ekonomi lokal.
Berbagai pelaku UMKM menjajakan makanan khas seperti pelecing kangkung, kopi lokal, dan jajanan tradisional, menyemarakkan suasana wisata yang sederhana namun meriah.
Ke depan, pihak lingkungan berencana membangun Warung Lingkungan, sebagai pusat kuliner sekaligus pengelolaan sampah terpadu.
“Dengan adanya warung ini, kami harap kawasan tetap bersih dan sampah bisa langsung dikelola di tempat. Harapannya, Tibu Joet bisa menjadi contoh kawasan wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tambah Yakub.
Tak hanya itu, Tibu Joet juga digagas sebagai lokasi eko-edukasi untuk anak-anak, terutama siswa taman kanak-kanak (TK).
“Kami ingin anak-anak bisa belajar mencintai alam sejak dini. Mereka bisa bermain sambil belajar menanam, menangkap ikan, dan mengenal ekosistem sungai,” imbuhnya.
Dengan konsep alam terbuka, pemberdayaan masyarakat, dan edukasi lingkungan, Tibu Joet diharapkan menjadi ikon wisata baru di Kota Mataram—sekaligus simbol perubahan dari kawasan kumuh menjadi ruang hidup yang layak, bersih, dan menginspirasi.








